Bencana yang Ditimbulkan Lidah, Bicara Tanpa Pahala
Waktu atau usia adalah modal untuk melakukan amal shalih. Orang yang mengerti hakikat ini, maka dia tidak akan menggunakannya
SERAMBI UMMAH.COM - Bismillaahhirrahmaanirrahiim. Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuuh
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, washalatu wasalmu’ala ashrafil ambya’i walmursalin, wa ‘ala alihi washahbihi aj’ma’in. Ama ba’du.
BAPAK dan ibu jama’ah yang dimuliakan Allah, marilah senantiasa kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita, terutama nikmat Islam, nikmat sehat dan sempat.
Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqamah melaksanakan ajarannya. Aamin yaa robbal ‘alamiin.
Jama’ah yang dirahmati Allah, pada kultum kali ini akan membahas tentang, “Bicara Tanpa Pahala.”
Waktu atau usia adalah modal untuk melakukan amal shalih. Orang yang mengerti hakikat ini, maka dia tidak akan menggunakannya kecuali untuk perkara yang bermanfaat. Dia akan berusaha memanfaatkan segala potensi diri untuk mendapatkan pahala sebanyak mungkin. Di antara yang bisa dimanfaatkan untuk menabung bekal di sisi Allah adalah lidah.
Dengan lidah, seseorang bisa berdzikir dan saling nasehat menasehati sehingga meraih banyak pahala. Namun sebaliknya, lidah juga bisa mengakibatkan dosa dan menyeret seseorang ke neraka, jika tidak dimanfaatkan untuk kebaikan. Kesadaran seseorang terhadap fungsi dan bahaya lisan ini akan mendorong dirinya untuk menjaga lidah, tidak berbicara kecuali yang bermanfaat.
Berikut ini adalah beberapa bencana yang dapat ditimbulkan oleh lidah.
1. Membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di antara kebaikan Islam seseorang adalah dia meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat,” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Mâjah).
Sesuatu yang tidak bermanfaat itu, bisa berupa perkataan atau perbuatan; perkara yang haram, atau makruh, atau perkara mubah yang tidak bermanfaat. Oleh karena itu, supaya terhindar dari bahaya lisan yang pertama ini, hendaklah seseorang selalu berusaha membicarakan sesuatu yang mengandung kebaikan. Jika tidak bisa, hendaknya diam. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia mengucapkan sesuatu yang baik atau diam,” (HR. Bukhâri dan Muslim).
2. Berdebat dengan cara batil atau tanpa ilmu
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling dimurkai oleh Allah adalah orang yang selalu mendebat,” (HR. Bukhâri dan Muslim).
Mendebat yang dimaksud adalah mendebat dengan cara batil atau tanpa ilmu. Sedangkan orang yang berada di pihak yang benar, sebaiknya dia juga menghindari perdebatan. Karena debat itu akan membangkitkan emosi, mengobarkan kemurkaan, menyebabkan dendam, dan mencela orang lain.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Saya memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meningalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Saya memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meningalkan kedustaan walaupun dia bercanda. Saya memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang membaguskan akhlaknya.,” (HR. Abu Dawud).