Tariklah Nafas Panjang Menghadapi Anak-Anak Kita
Bergegas sang ibu menyiapkan air hangat untuk mandi si buah hati. Dan selanjutnya melakukan aksi tutup mulut untuk memperlihatkan bahwa ia masih marah
Main bola di saat hujan sangat mengasyikkan bagi si anak (jangankan anak-anak, orang dewasapun merasakan keasyikan yang sama), dan itu membuatnya merasa bahagia. Tidakkah kita ingin berbagi kebahagiaan dengan anak-anak kita?
Kisah diatas merupakan contoh kecil dari begitu banyak peristiwa yang terjadi dalam interaksi antara kita dan anak-anak kita tiap harinya. Kemarahan kita memuncak hanya karena hal-hal yang sepele,…anak memecahkan piring atau mengotori baju baru yang kita belikan dll.
Memang sebagai seorang ibu kita dituntut memiliki kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi anak-anak kita,… Inilah pentingnya menarik nafas panjang ketika kemarahan memuncak, agar kita dapat berpikir ulang, perlukah kemarahan ini? Tepatkah? Adakah cara yang lebih bijak agar kita dapat melampiaskan kekesalan kita tanpa merusak kebahagiaan anak-anak kita?
Tentu saja ini bukan hal yang mudah, perlu latihan yang kontinyu. Kemudian kepada Si Ibu tersebut saya menganjurkan agar dia membuat program harian, diantaranya adalah mencanangkan hari tidak marah. Maka, pada hari yang telah dipilihnya, dia tidak boleh marah sama sekali pada hari itu, dia harus sekuat tenaga berusaha menahan diri untuk tidak marah (kecuali pada hal-hal yang melanggar batas-batas keharaman yang telah disyariatkan Allah tentunya).
Mulanya 1 kali seminggu, ditingkatkan per dua hari sekali, lama-lama menjadi tiap hari,…maka pada akhirnya, sekiranya kita istiqomah dengan latihan ini, kita akan lebih dapat mengendalikan amarah kita,…dan insya Allah dengan kesungguhan hati, kita dapat menjadi lebih sabar dalam menyikapi segala hal.
Berdasarkan testimony dari si Ibu tersebut, dia mengatakan, pada hari pertama dia mencobanya,…masya Allah, rasanya ada saja ha-hal yang membuatnya marah, dia gagal di siang harinya,…kemudian dia coba lagi dan coba lagi,…dan saat ini masih terus mencoba. (Saya sendiri juga masih dalam taraf latihan tentunya)
Setidaknya ada 4 hal yang dapat kita jadikan panduan ketika kita memutuskan untuk marah;
- Lakukan dengan alasan yang tepat (Anak tidak shalat, misalnya)
- Lakukan dengan cara yang tepat (Dengan pilihan kata yang bijak, tidak kasar,…tegas tetapi berkesan lembut tapi maksud kita sampai)
- Lakukan di saat yang tepat (Suasana hati kita dan anak kita sedang enak,…kita maupun anak tidak dalam kondisi lelah atau lapar,..dll)
- Lakukan di waktu yang tepat (Jangan dihadapan orang lain,..ketika anak sedang berkumpul dengan teman-temannya misalnya)
Mudah-mudahan Allah mengaruniakan kepada kita semua kesabaran yang lebih agar kita dapat mendidik dan mengasuh anak-anak kita tanpa diwarnai kemarahan yang tidak perlu. Amiin. (emc)