Nikmatnya Kakap Bakar Polos
Kami menyudahi santap siang kami untuk melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Wajo yang berjarak 2,5 jam perjalanan bermobil dari Parepare
SERAMBIUMMAH.COM,PARE PARE - Kami menyudahi santap siang kami untuk melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Wajo yang berjarak 2,5 jam perjalanan bermobil dari Parepare. Di Wajo kami menemukan rumah makan dengan menu tidak jauh berbeda, yakni Lesehan Jetpur di Sengkang, pusat kota di Wajo.
Pilihan kami saat itu ikan kakap bakar polos. Ikan bakar polos adalah jawaban bagi pencinta rasa asli ikan karena ikan hanya dioles minyak sayur tanpa tambahan bumbu apa pun, lalu langsung dibakar. Penyaji beradu soal kesegaran ikan.
Ikan bakar ini juga diberi sambal bumbu kacang. Hanya saja bedanya dengan sambal kacang ala Restoran Asia, rasa kacang pada sambal ini lebih kentara. Begitu pula tekstur dan warnanya, memperlihatkan keberadaan kacang tanah di dalamnya. Rasanya mengingatkan pada sambal kacang yang biasa diguyurkan di atas pecel atau gado-gado.
Disediakan pula sambal mangga yang menjadi sambal khas masakan Bugis. Irisan mangga muda ditambah bumbu-bumbu menjadikan acara makan malam saat itu terasa lebih bersemangat. Selain kakap, disediakan pula ikan baronang, salamata, kakap putih, kerapu, dan katambak. Jika angin sedang baik, kadang-kadang juga tersedia ikan air tawar yang berasal dari Danau Tempe.
Sambil berbincang, dari sela dedaunan di depan rumah makan tampak sosok yang melayang di tempatnya pesawat tempur. Pekatnya malam membuat kami tidak menyadari benda yang ternyata pesawat Sky Hawk. Lesehan Jetpur rupanya berada di dekat Taman Pesawat. Dinamakan jetpur sebagai singkatan dari jet tempur, merujuk pada keberadaan pesawat A-4 Sky Hawk yang dijadikan monumen di taman itu. Bodi pesawat ini asli, tapi tak bermesin.
Monumen itu berdiri sebagai penghargaan terhadap Marsekal Madya (Purn) Basri Sidehabi asal Wajo, yang menjadi salah satu pilot Indonesia pertama yang menerbangkan F-16. Basri membawa pesawat yang dibeli TNI AU itu langsung dari Amerika Serikat menuju Indonesia. Monumen ini diresmikan 29 Maret 2003 oleh Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya TNI Alimunsiri Rappe yang juga asal Wajo.
Rupanya setiap tempat makan punya menu sejarahnya masing-masing.