Kisah Pelaku Maksiat Dapat Hidayah Melalui Anaknya Yang Bisu Dan Tuli
Oh ya, meski istri saya wanita beriman. Saya sudah melakukan banyak hal yang dilarang oleh Allah ta’ala dan dosa-dosa besar
Yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syetan dan barangsiapa mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya dia (syetan) itu menyuruh perbuatan keji dan munkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmatNya kepadamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS: An-Nur: 21).
Mendengar bacaan imam, saya tak kuasa menahan tangisan.Rupanya, Marwanpun ikut menangis karena terpengaruh tangisan saya. Di pertengahan shalat, rupanya Marwan mengeluarkan sapu tangan dari kantong saya lalu menghapus air mata saya dengan sapu tangan itu.
Usai shalat, saya masih menangis lagi. Marwan kembali menghapus air mata saya sampai-sampai saya duduk (berada) di masjid Nabawi satu jam penuh. Karena kerasnya tangisan saya, membuat Marwan mendinginkan suasana.
“Sudahlah pak, jangan takut, ” ujarnya.
Kami lalu pulang ke rumah dan malam itu adalah malam yang sangat mengagumgkan bagi saya. Di mana saya seolah lahir kembali.
Tak lama hadirlah istri saya dan anak-anak saya. Mereka mulai menangis semuanya, padahal mereka tidak tahu sedikitpun apa yang telah terjadi.
Saat itu berkatalah Marwan pada mereka semua, ”Tadi bapak shalat di masjid haram.”
Mendengar kabar ini, senanglah istri saya. Akhirnya saya menceritakan semua pada istri tentang apa yang terjadi antara saya dan Marwan.
“Aku bertanya kepadamu dan demi Allah, apakah kamu yang datang padanya (pada Marwan) dan menyuruhnya membuka mushaf untukku saat itu?,” demikian pertanyaanku saat itu.
Saat itu istrku bersumpah pada Allah tiga kali bahwa sesungguhnya dia tidak tak pernah melakukan hal itu pada Marwan.
“Pujilah Allah (bersyukurlah pada Allah) karena kamu dapat hidayah ini, “ ujar istriku kala itu.
Sungguhnya, malam itu adalah malam yang paling berkesan (indah).
Sekarang, Alhamdulillah saya tidak pernah lagi meninggal shalat berjamaah di masjid. Dan sungguh, saya telah meninggalkan (menjauhi) teman-teman yang buruk semuanya.
Kini saya telah merasakan keimanan sebagaimana saya juga hidup penuh kebahagian, kecintaan dan saling menyayangi bersama istri dan anak-anak saya. Lebih khusus anak saya Marwan yang tuli lagi bisu. Bagaimana tidak, sedangkan saya
telah mendapat hidayah melalui dia. (hc)