Ramadan, Sebuah Madrasah Tarbiyah

Alangkah beruntungnya seseorang ketika mendapatkan bulan Ramadan dalam keadaan sehat dan penuh dengan kesempatan untuk meneguk segarnya beramal

Editor: Halmien

Waktu dalam Islam adalah hal yang begitu berharga dan menjadi modal dalam beramal di kehidupan dunia. Dalam hal ini, Ramadan benar-benar menjadi madrasah bagi seseorang dalam menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Ketika seseorang sadar bahwa Ramadan adalah waktu yang terbatas maka ia akan disiplin dalam waktunya dan menjadikannya maksimal dalam penggunaan. Orang itu akan senantiasa mengisi waktu dengan melakukan amal kebajikan seperti salat tepat pada waktunya untuk mendapatkan pahala yang lebih besar, zikir sehingga terhindar dari perkataan sia-sia apatah lagi dosa, membaca dan metadabburi Alquran sebagai penguat hati, membaca kisah nabi saw dan para sahabatnya yang penuh suri teladan, dan amalan salih lainnya. Dengan sendirinya, seseorang akan memaksimalkan waktu dan disiplin dalam penggunaannya serta menerapkannya pada aspek kehidupan lainnya di luar bulan Ramadan.

Menumbuhkan Kasih Sayang kepada Orang-Orang Miskin

Adalah Nabi saw orang yang begitu dermawan di Bulan Ramadan. Beliau begitu mengasihi orang-orang fakir dan miskin apatah lagi di bulan penuh berkah ini. Beliau tak segan untuk sekadar mengeluarkan harta yang dimiliki untuk mereka. Kasih sayang beliau ibarat air terjun yang jatuh tanpa bisa terbendung. Bahkan kebaikannya tak juga dikalahkan angin yang berhembus.

“Nabi saw adalah orang yang amat dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan padanya Alquran. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadan, lalu membacakan padanya Alquran. Rasulullah saw ketika ditemui jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.” (HR. Bukhari & Muslim).

Olehnya, kita melihat di bulan ini, begitu banyak orang-orang dermawan yang mengikuti jejak beliau. Tengoklah ketika waktu berbuka di masjid, begitu banyak menu buka puasa dari para dermawan untuk orang-orang berbuka yang sebagian besarnya adalah orang miskin. Belum lagi sedekah untuk kaum fakir dan anak yatim. Maka benarlah bulan ini adalah bulan yang mentarbiah manusia menjadi lebih penyayang terhadap sesamanya.

Begitu banyak materi-materi tarbiyah aplikatif yang kita dapatkan di Bulan Ramadan yang penuh berkah ini. Materi-materi yang baiknya kita konsisten atau pun istiqamah untuk mempertahankannya di luar Bulan Ramadan agar berkah Allah tak segan untuk menjadi pendamping hidup kita. Tinggallah kita memilih apakah ingin menjadi orang yang pasif atau ingin menjadi orang yang aktif dalam pengamalannya?

Akankah kita membiarkan timbah itu tergeletak tak berdaya ataukah kita mengambilnya dan menurunkannya di sumur ilmu untuk kita sirami Ramadan dengan amalan penuh berkah? Akankah kita ingin untuk sedikit mengerahkan tenaga, mengencangkan ikatan pakaian, dan menggulung lengan baju ini untuk memaksimalkan segala potensi di bulan Ramadan, ataukah kita memilih untuk lebih banyak berbaring di bawah hangatnya selimut, asyiknya bercerita dengan tema tanpa makna, dan menikmati suguhan menarik hati di layar kaca penuh warna?

“Kalau besar yang dituntut dan mulia yang dicari, maka payah melaluinya, panjang perjalanannya, dan banyak rintangannya.” (Imam Ghazali).(emc)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Iman Kepada Takdir

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved